Jumat, 07 November 2008

Dialog Kebangsaan; Dari Kairo untuk Bangsa

Sabtu, 25 Oktober 2008, Auditorium Wisma Nusantara kembali dibanjiri mahasiswa(i) Indonesia di Mesir (Masisir). Kali ini PIP PKS Mesir menggelar acara Dialog Kebangsaan dengan tema, "Dari Kairo untuk Bangsa; Refleksi 80 Tahun Sumpah Pemuda." Sebelum helat akbar itu digelar, panitia yang diketuai oleh Arif Masychun, Lc. mengadakan Lomba Menulis Essai dengan tema seputar kepemudaan, dan para finalis lomba akan diumumkan pada acara puncak.

Sesuai dengan namanya, acara ini diformat dalam bentuk dialog dengan menghadirkan beberapa tokoh Masisir. Sesi dialog dibagi menjadi dua, pertama diisi oleh para panelis dari tokoh mahasiswi dan yang kedua tokoh mahasiswa. Tema yang diangkat dalam sesi pertama adalah: "Tinjauan Terkini Terhadap Peluang dan Tantangan serta Peran Politik Perempuan dalam Pembangunan Bangsa." Tiga panelis yang dihadirkan adalah Yuli Yasin, M.A. (mantan aktivis mahasiswi sekarang menjadi lokal staff di KBRI Kairo), Iria Nur Aini, Lc. (mantan aktivis mahasiswi saat ini aktif di Bidang Kewanitaan PIP PKS Mesir), dan Aprina Levy Wulandari (Ketua organisasi induk mahasiswi, WIHDAH PPMI). Masing-masing mempunyai stressing pembahasan yang berbeda, Yuli mengupas tentang peluang dan tantangan perempuan dalam pembangunan bangsa. Sedangkan Iria berbicara seputar partisipasi perempuan dalam kancah politik. Adapun Aprina yang merupakan ikon organisatoris mahasiswi Kairo saat ini, berbicara tentang peran mahasiswi Mesir dalam pembangunan bangsa. Sesi pertama berakhir pada pukul 15.15 CLT sejak dimulai pada pukul 13.30 CLT.

Setelah sesi pertama usai dan dilanjutkan dengan break untuk istirahat dan shalat Ashar berjama'ah, sesi kedua dimulai dengan tema yang lebih hangat, "Membincang Dinamika Perpolitikan Nusnatara." Tampil sebagai panelis pertama Saifuddin, M.A. yang akrab disapa Pak Syae, kandidat doktoral Univ. Al-Azhar Jurusan Tafsir dan Ilmu Al-Quran, dan termasuk salah satu tokoh PCI NU Mesir. Pak Syae banyak berbicara dengan data hasil analisanya terkait profil partai-partai yang ada di tanah air. Ia memetakan partai politik secara ideologis dan menganalisa kekuatan masing-masing partai. "Saat ini partai yang masih kuat bukan partai yang berasaskan Islam. Partai-parti berbasis sekualer nasionalis masih lebih kuat, yaitu Golkar dan PDI-P," jelas Pak Syae. Ketika Pak Syae hendak berbicara tentang PKS terlihat agak malu-malu, meskipun demikian tidak menumpulkan daya kritisnya terhadap PKS yang ia plesetkan dengan Partai Kampanye Selalu. Kontan saja para hadirin yang mayoritas kader dan simpatisan PKS tertawa lepas.

Tampil sebagai panelis kedua, Sutrisno Hadi, S.Th.I., mahasiswa pascasarjana di Univ. Al-Azhar dan pernah menjabat sebagai Ketua I PCI Muhammadiyah Kairo. Sutrisno mengupas lebih dalam sejarah perjuangan politik umat Islam Indonesia. Menurut pisau analisanya, partai Islam dulu yang diwakili oleh Masyumi mampu menyatukan suara umat Islam saat itu, akan tetapi sekarang partai-partai Islam justru terpecah padahal yang diperjuangkan sama. Sutrisno menambahkan lagi bahwa memang kondisi dulu dan sekarang sangat berbeda, sehingga cukup beralasan munculnya banyak partia politik karena umat Islam Indonesia semakin cerdas, dan masing-masing mempunyai cara pandang yang berbeda.

Adapun panelis ketiga menghadirkan mahasiswa kandidat doktoral Univ.Al-Azhar, Oni Sahroni, M.A.. Pak Oni yang dikenal pakar ekonomi Islam di lingkungan Masisir berbicara tentang visi Indonesia masa depan. Dalam presentasinya memaparkan kondisi riil masyarakat Indonesia dari berbagai sektor, termasuk pendidikan, ekonomi, dan gaya hidup. Mantan ketua PIP PKS Mesir ini juga menyinggung proyeksi SDM yang dibutuhkan untuk membangun Indonesia di masa yang akan datang.

Usai acara dialog, masih tersisa satu acara yang tidak kala menarik, yaitu pengumuman finalis lomba menulis Essai. Panitia memanggil tiga nama peserta, mereka adalah Elvandi Elfaiz (Jawa Barat), Ihsan Zainuddi (Sulawesi), dan Okta Veldi Andika (Sumatera Barat). Sebelum dinyatakan sebagai finalis, Ust. Iswan Kurnia Hasan, Lc. (sekretaris umum PIP PKS Mesir) melakukan uji kelayakan untuk menentukan yang terbaik, akhirnya yang terpilih sebagai finalis pertama adalah Elvandi. Penyerahan hadiah dan bingkisan berharga disambut riang oleh para hadairin, dan scara pun disudahi dengan doa bersama. Sayonara.[eSeF]

Tidak ada komentar: