Minggu, 28 Desember 2008

PKS Malang: Ketika Sang Kader Berpulang

Innalillahi wainna ilaihi roji’un, ust kita, saudara kita, pejuang dakwah kita, Ust Jamaludin Al-Afghoni, ST, telah berpulang ke Rahmatullah jam 3 dini hari, waktu tulisan ini dibuat, di rumah Tegalgondo Kabupaten Malang.

Terlahir di Kabupaten Bojonegoro, 1 Juli 1975, semasa hidup beliau dikenal sebagai pegiat dakwah. Eksistensi dalam mengembangkan wilayah dakwah patut diteladani. Dimulai sejak masih menjadi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang, Ust Jamal telah terlibat secara aktif dalam kegiatan Lembaga Dakwah Kampus JMAF. Pernah memegang amanah sebagai mentor dakwah sekolah yang dikelola PKS. Jabatan terakhir sebelum meninggal, memangku amanah Kawilda Dapil 7 Kabupaten Malang. Daerah Pemilihan 7 terdiri enam kecamatan dengan wilayah cukup luas. beliau sebetulnya juga dicalonkan oleh PKS sebagai Calon Legislatif No. urut 1 untuk Dapil 7 Kabupaten Malang.

Menjelang wafat beliau masih sempat memikirkan agenda dakwah di dapil 7. Termasuk mengikuti perkembangan situasi politik yang sudah mulai memanas menjelang 2009. Para kader PKS Kabupaten Malang serta orang yang pernah mengenalnya, merasa bersyukur bisa bertemu dan bekerjasama di medan dakwah. Lebih-lebih bagi seorang istri, selama hidup mendampingi dalam keadaan susah dan lapang. Meskipun sang istri, Emi Noor Rohmi, S.Sos, belum menerima kabar bahwa sang suami tercinta telah meninggal setelah beberapa bulan melawan penyakit kornis. Sekali lagi, pada saat tulisan ini dibuat. Sengaja tidak diberitahukan, mengingat pertimbangan psikis istri. Sehari sebelum ust Jamal meninggal tepatnya hari Jum’at, hari penuh berkah dalam satu minggu, sang istri melahirkan seorang bayi keempat perempuan melalui operasi caesar. Praktis dengan tubuh yang letih, dikhwatirkan tidak siap menerima kabar buruk.

Ust Jamal meninggalkan empat buah hati. Mulai dari anak pertama laki-laki, M Azka Al-fatih, Azka merupakan icon bisnis bergerak di jual beli komputer, dibangun ust Jamal untuk menafkahi kehidupan keluarga. Anak kedua seorang perempuan Nida Aida Fitriya. Anak ketiga perempuan Nuha Aida Slsabila. Anak terakhir yang baru lahir sebelum sang ayah meninggal, entah siapa namanya.

Seluruh ikhwah di bumi Allah mendo’akan kepergian sang ustadz. Semoga Allah menerima seluruh amalan baik dan memaafkan segala kehilafan. Usia kehidupan tetap rahasia Allah Swt. Tak seorang pun tahu hatta itu seorang Nabi atau Rasul. Lebih utama adalah mempersiapakan bekal kebaikan, sebelum ajal menjelang.

Ada sepotong kalimat terakhir yang sempat penulis rekam dalam file biodata untuk pembuatan film caleg…
“…jangan pernah merasa kalah dalam pertarungan hidup ini…”
(dari mutarobbi untuk murobbi tercinta, Ust Jamaludin Al-Afgani)

sumber: http://pksmalang.wordpress.com/2008/12/27/perginya-seorang-kader/

Tidak ada komentar: